Tuesday, January 23, 2007

renungan KRL : 1.1

di dalam KRL aku berdiri, dihelai goyangan gerbong yang seirama dengan suara beradunya roda kereta yang terhentak di setiap sambungan rel. dengan birama konstan, melambat ketika kereta memasuki stasiun, semakin cepat ketika kereta dipercepat.

masih bersama suara teman-teman yang menjadi pedagang di kereta, menjajakan barang dagangannya; dari koran sampai peniti. juga rintihan menghiba anak yang membersihkan lantai gerbong, dari ujung sampai ujung lainnya, yang kemudian menadahkan tangannya, bahkan sampai menyembah kaki rekan-rekan penumpang. selepas rintihan, berganti hibaan peminta-minta, sambil melantunkan doa; mungkin untuk dirinya atau untuk penumpang kereta.
bergantian dan berkesinambungan.

mulutku membisu
otakku bergema, yang kudengar sendiri

pagi tadi, aku bangun tanpa semangat. minggu pagi yang membuatku tidak bergairah, bahkan untuk sekedar stretching otot. karena telepon dari adik, aku menyusulnya mengantarkan sepupuku ke ibunya yang datang menjemputnya dari liburan di tempat adikku. dan kemudian menghabiskan minggu siang di depok.

selepas maghrib, beranjak meninggalkan depok. dari stasiun UI kunaiki KRL ke pasar minggu. dan aku termenung saat ini diantara keriuhan dalam gerbong.

berusaha memikirkan makna hidup
arti hidup

hidup..apakah definisinya, apakah maknanya, bagaimana menjalaninya ??? bahkan aku tak bisa mengungkapkan definisinya.kucoba menyelami maknanya dulu; untuk apa kita hidup? untuk apa aku hidup? cari duitkah? berkeluargakah? beranak pinakkah? atau sekedar meneruskan harapan orang tua yang melahirkan kita?

terngiang di otakku: 'hidup ini untuk beribadah''
dan tidak Kuciptakan manusia dan jin kecuali untuk beribadah kepada-Ku'

beribadah...kepada siapa? yang menciptakanku! kenapa? karena dia yang menciptakanku, tanpa kehendakNya untuk me-wujud-kan aku, aku takkan ada.
untuk apa? mengikuti sabdaNya? entahlah, yang jelas, kalaupun makhlukNya tak ada yang menyembahNya, Dia tetaplah Maha Besar, Maha Kuasa... jadi? ya..mungkin kita beribadah untuk mengikuti sabdaNya.

-aku sadar, setiap insan pasti memiliki pemikiran yang berbeda mengenai hal-hal itu, untuk itulah wajib bagi kita untuk iqro', membaca kekuasaanNya, membaca kebesaranNya, untuk memahami setitik dari ilmuNya-

lalu..bagaimana kita hidup?
bagaimana kita memaknai hidup?
bagaimana kita mencapai tujuan hidup?
dan, kalau hidup itu untuk beribadah, bagaimana kita beribadah?

KRL baru melintas lenteng agung...masih dengan keriuhaannya yang berbeda suara

noeng 20070123

tatanan

tatanan... serupa aturan tentang penataan, baik sosial maupun spiritual; adat maupun religi.. selalu ada tatanan..
siapa yang menciptakan? banyak tatanan yang dipahami dan mungkin diterapkan karena pengetahuan yang turun temurun, dan itu pun hampir selalu mengalami pergeseran makna maupun metode.

tatanan.. dengan ruang lingkup tertentu, untuk mencapai suatu keadaan yang tertata, yang relatif, tidak absolut.

seperti aku yang ingin menata pola pikirku dan pengembangannya.. dengan mengacu nilai yang sudah ada dan diramu dengan fasilitas dan lingkungan; sehingga aku mencoba menata pelampiasan ekspresi yang 'sangat' minim diekspresikan :)

dan di sini, ekspresi perenungan diri yang mencoba diutarakan
di sana, ekspresi sosialnya
di sana lagi, agak-agak berbau susastra (baunya aja kok :D )
di sana lagi.. masih mengawang :)

semoga tatanan itu bisa di-lakon-i

noeng 20070123