mengisi sore dengan berbelanja CD-CD lagu, lama tak menambah koleksi. mengambil judul-judul yang [sepertinya] tak lazim: vantasma, emha ainun, prambors. dan terus berkeliling sambil menunggu waktu berbuka; dan bersama terbitnya malam, berkumpul dengan rekan-rekan yg lama tak bersua; untuk berbagi cerita
sambil terpana menatap teguran dalam untaian kata..
merenungkan kembali keberadaan seorang noeng dalam aliran Mahakala; ketika kata menjadi makna dan makna mengisi perspektif pikiran insan-insan yang terlibat dalam alur-alurnya. ketika canda adalah sikap dan ketidaknyatan; ketika 'guyonan' adalah bukan keaslian diri..
bahwa di suatu waktu itu menghasilkan penafsiran yang berbeda dan menyebabkan ketidaknyamanan, itu adalah resiko dan menjadi kenyataan. bahwa itu bukanlah yang sebenarnya; itu tak diberitahukan sebelumnya.
kembali menatap renungan-renungan yang telah terpapar; membersitkan suatu teguran pada jiwa-jiwa yang bercanda -jiwa yang tidak menunjukkan aura sebenarnya- hingga membelokkan persepsi pada satu kesimpulan yang pahit; atas nama kekecewaan..
mencoba merenungkan tatapan pada realita yang terpampang: ada kesalahan yang terjadi, ada ketidakbenaran, ada kekecewaan dan ketidaknyamanan
saatnya menilai ulang perbuatan yang dibuat-buat -dalam canda- dan mencoba untuk menjalani dengan semestinya; insan yang senyatanya..
tentu dengan maaf yang dipintakan padanya
mengisi akhir hari dengan keteringatan pada indahnya sajak dan rima; lama tak berkutat dengan itu semua.. bersama keinginan untuk mencoretkan kata atau mengetikkannya dengan rima-rima indah; mencurahkan gemericik bisikan jiwa
pada keheningan yang syahdu
# noengklir 20090912.2356
kemang
No comments:
Post a Comment